Kebangkitanumatislam.blogspot.com:"Teknologi teleportasi sekarang lagi memboming diperbincangkan
dan sedang dalam proses uji coba dalam laboratorium. Kalau kita kembali
menyimak ayat-ayat qouliyah di dalam kitab suci al-Qur’an yang merupakan
basis dari ilmu pengetahuan, maka teknologi teleportasi
sebenarnya sudah pernah terjadi pada zaman Nabi Sulaiman ‘alaihissalam.
Ayat al-Qur’an sebagai inspirasi teknologi teleportasi
Sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an Surat An Naml ayat 38-40:
38. Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
39. Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”
40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab]: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Dari ayat-ayat di atas dapat kita analisis sebagai berikut:
Pada ayat 38: Nabi Sulaiman memberikan tantangan kepada pembesar-pembesar anak buah Nabi Sulaiman baik dari kalangan jin dan manusia untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis.
Pada ayat 39: Jin Ifrit menyanggupi memindahkan singgasana dengan waktu sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya.
Pada ayat 40: Kemampuan jin Ifrit dikalahkan oleh seorang yang berilmu (ilmuwan) bernama Asif bin Barkhiya dengan menyanggupi memindahkan singgasana sebelum mata berkedip yang letaknya 2.000 km dari Palestina.
Sekali mata manusia berkedip memerlukan waktu dalam hitungan detik sedang Asif bin Barkhiya menyanggupi sebelum mata berkedip atau kurang dari satu detik. Kecepatan itu hanya mampu ditandingi oleh kecepatan cahaya. Ini adalah isyarat penting bahwa pemindahan singgasana ratu Balqis menggunakan teknologi yang sangat maju disebut teleportasi. Cuma pada waktu itu belum dijelaskan secara detail (secara ilmiah) bagaimana proses teleportasi tersebut, maka teleportasi dalam surat an-naml ini termasuk dalam kategori fiksyen sains.
Dari segi kecepatannya dapat dipastikan teknologi tersebut lebih cepat dari jin Ifrit. Satu-satunya yang mungkin yaitu teknologi dengan memanfaatkan cahaya atau sinar sebagai media untuk teleportasi tersebut. Bisa saja teleportasi dengan sinar laser sudah ada di jaman tersebut sehingga urusan memindahkan singgasana dalam hitungan detik pun hal yang mudah. Kemudian dari ayat di atas bisa dikatakan bahwa teleportasi mampu dicapai oleh manusia tanpa bantuan jin, artinya biasa dibuktikan secara ilmiah. Hal ini nampak seperti mustahil akan tetapi yakinlah bahwa sekiranya Al-Qur’an yang membicarakannya, maka tiada yang mustahil. Penemuan terkini telah membuktikan bahwa suatu hari nanti, manusia mampu memindahkan objek dari satu tempat ke satu tempat lain yang jauh dalam beberapa saat saja. Teknologi ini dinamakan teleportasi.
Banyak orang awam yang mengatakan bahwa kejadian di atas adalah sihir, karena teknologi tinggi bagi orang yang tidak tahu (awam) apalagi tidak menguasai laksana sihir. Untuk membantah pernyataan itu maka di dalam Al Qur’an sudah dijelaskan tentang bantahan itu dalam Surat Al Baqarah ayat 102:
102. Dan mereka mengikuti apayang dibaca oleh syaitan-syaitanpada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikatdi negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
Asif bin Barkhiya merupakan ilmuwan yang menguasai teknologi teleportasi, bukan ilmu sihir karena sihir selalu menggunakan jin. Sedangkan jin Ifrit yang merupakan jin cerdik pun tidak bisa mengalahkan teknologi itu. Teknologi tinggi bagi orang yang tidak menguasai pun laksana sihir. Seperti di jaman sekarang pun teknologi masih sangat menakjubkan bagi orang awam yang tidak tahu cara kerjanya.
Dari surat an-Naml di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknologi teleportasi sudah dikuasai ilmuwan di jaman Nabi Sulaiman AS. Ayat-ayat tersebut juga sebagai inspirasi bagi kita semua untuk membangkitkan kembali teknologi teleportasi yang sudah pernah dilakukan oleh ilmuwan dahulu
Ayat al-Qur’an sebagai inspirasi teknologi teleportasi
Sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an Surat An Naml ayat 38-40:
38. Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
39. Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”
40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab]: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
Dari ayat-ayat di atas dapat kita analisis sebagai berikut:
Pada ayat 38: Nabi Sulaiman memberikan tantangan kepada pembesar-pembesar anak buah Nabi Sulaiman baik dari kalangan jin dan manusia untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis.
Pada ayat 39: Jin Ifrit menyanggupi memindahkan singgasana dengan waktu sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya.
Pada ayat 40: Kemampuan jin Ifrit dikalahkan oleh seorang yang berilmu (ilmuwan) bernama Asif bin Barkhiya dengan menyanggupi memindahkan singgasana sebelum mata berkedip yang letaknya 2.000 km dari Palestina.
Sekali mata manusia berkedip memerlukan waktu dalam hitungan detik sedang Asif bin Barkhiya menyanggupi sebelum mata berkedip atau kurang dari satu detik. Kecepatan itu hanya mampu ditandingi oleh kecepatan cahaya. Ini adalah isyarat penting bahwa pemindahan singgasana ratu Balqis menggunakan teknologi yang sangat maju disebut teleportasi. Cuma pada waktu itu belum dijelaskan secara detail (secara ilmiah) bagaimana proses teleportasi tersebut, maka teleportasi dalam surat an-naml ini termasuk dalam kategori fiksyen sains.
Dari segi kecepatannya dapat dipastikan teknologi tersebut lebih cepat dari jin Ifrit. Satu-satunya yang mungkin yaitu teknologi dengan memanfaatkan cahaya atau sinar sebagai media untuk teleportasi tersebut. Bisa saja teleportasi dengan sinar laser sudah ada di jaman tersebut sehingga urusan memindahkan singgasana dalam hitungan detik pun hal yang mudah. Kemudian dari ayat di atas bisa dikatakan bahwa teleportasi mampu dicapai oleh manusia tanpa bantuan jin, artinya biasa dibuktikan secara ilmiah. Hal ini nampak seperti mustahil akan tetapi yakinlah bahwa sekiranya Al-Qur’an yang membicarakannya, maka tiada yang mustahil. Penemuan terkini telah membuktikan bahwa suatu hari nanti, manusia mampu memindahkan objek dari satu tempat ke satu tempat lain yang jauh dalam beberapa saat saja. Teknologi ini dinamakan teleportasi.
Banyak orang awam yang mengatakan bahwa kejadian di atas adalah sihir, karena teknologi tinggi bagi orang yang tidak tahu (awam) apalagi tidak menguasai laksana sihir. Untuk membantah pernyataan itu maka di dalam Al Qur’an sudah dijelaskan tentang bantahan itu dalam Surat Al Baqarah ayat 102:
102. Dan mereka mengikuti apayang dibaca oleh syaitan-syaitanpada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikatdi negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
Asif bin Barkhiya merupakan ilmuwan yang menguasai teknologi teleportasi, bukan ilmu sihir karena sihir selalu menggunakan jin. Sedangkan jin Ifrit yang merupakan jin cerdik pun tidak bisa mengalahkan teknologi itu. Teknologi tinggi bagi orang yang tidak menguasai pun laksana sihir. Seperti di jaman sekarang pun teknologi masih sangat menakjubkan bagi orang awam yang tidak tahu cara kerjanya.
Dari surat an-Naml di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknologi teleportasi sudah dikuasai ilmuwan di jaman Nabi Sulaiman AS. Ayat-ayat tersebut juga sebagai inspirasi bagi kita semua untuk membangkitkan kembali teknologi teleportasi yang sudah pernah dilakukan oleh ilmuwan dahulu
0 komentar:
Posting Komentar