Ikatan ideologi bukanlah ikatan darah dan nasab,
bukanlah ikatan bahasa dan warna kulit, bukanlah ikatan kaum dan marga,
bukanlah ikatan suku dan ras, bukanlah ikatan tanah air dan bangsa, bukan juga
ikatan patriotisme dan nasionalisme.
Ikatan ideologi
adalah ikatan aqidah. Ikatan aqidah yang memancarkan seluruh peraturan yang
mengikat kebersamaan manusia, memecahkan dan mengatasi problematika hidup
manusia serta menjadi ikatan yang paling kuat mengikat antar manusia dalam
kehidupannya. Sungguh,
idelogi yang lahir dari benak manusia karena kejeniusannya adalah ideologi
bathil, karena berasal dari akal manusia yang terbatas, yang tidak manpu
menjangkau sesuatu yang nyata, karena setiap yang berasal dari manusia selalu
menimbulkan perbedaan, perselisihan dan pertentangan.
Jadi, ideologi
yang muncul dalam benak pemikiran manusia melalui wahyu adalah ideologi yang
benar, karena bersumber dari sang pencipta (al-Khaliq)
yaitu pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan, karena setiap yang datang dari
yang maha benar pasti kebenaran yang didapatan dalam mengatur kehidupan
manusia. Yaitu kehidupan yang baik dalam meraih kebangkitan dan kemajuan. Masyarakat
terkadang tidak sadar bahwa sesungguhnya ikatan yang mengikat mereka saat ini
hanyalah ikatan semu yang bersifat temporal dan emosional, yang tidak manpu
mempersatukan manusia.
Sebut saja
ikatan sukuisme yang disembah oleh para pengagumnya sebagai berhala baru yang
dijadikan tuhan oleh mereka, mereka berusahan untuk mendominasi dalam
mengeliminasi dan memusuhi suku tertentu karena berbeda pendapat dengan mereka. Ikatan
nasionalisme sebagai ikatan yang rusak karena bersifat emosional atau mencul
ketika ada serangan setelah itu mereka bermusuhan. Ikatan ini tidak akan manpu
menyatukan manusia menuju sebuah kemajuan karena dibatasi oleh batas teritorial
yang tidak punya makna dihadapan Allah SWT. Ikatan
kemaslahatan, ikatan kepentingan, ikatan nasab, keturunan, kabilah dan lain
sebagainya sungguh tidak akan manpu menyatukan manusia dalam rasa, pemikiran
dan keyakinan yang sama dalam menerapakan aturan yang mengatur kehidupan
bersama.
Masyarakat saat
ini juga tidak sadar dan terlena karena “dinina bobokan” oleh status quo bahkan
secara tidak sadar mereka menyembah berhala-berhala modern selain Allah SWT. Berhala
itu kadang mereka namakan sosialisme-komunisme, kadang mereka namakan
kapitalisme-demokrasi, kadang juga mereka namakan patriotisme, kadang mereka
juga namakan nasionalisme, pluralisme, sekularisme dan isme-isme lainnya. Paham-paham
tersebut sungguh bertentangan dengan keyakinan umat islam, bahkan haram
hukumnya kita imani dan yakini menjadi sebuah kebenaran, apalagi latah
menyerang sesama muslim karena membela berhala modern tersebut. Sungguh
memiluhkan...!
Perang
pemikiran sedang bergejolak ditengah-tengah masyarakat hari ini, perang antara
yang makruf dengan yang mungkar, kebaikan dengan keburukan, yang haq dengan
yang batil, sulit terelakan. Tapi yakinlah dengan janji Allah SWT bahwa
sesungguhnya yang menang pastilah kebenaran.
Marilah kita
bersatu dan rapatkan barisan dalam ikatan ideologi (aqidah islam) yang satu,
karena kita punya Allah swt yang satu, rasul saw yang satu, al-Qur’an yang
satu, kiblat yang satu. Harusnya juga dalam kepemimpinan yang satu di bawah
komando amirul mukminin atau khalifah dalam negara yang satu Khilafah Roshidah
ala Minhajinnabi.
Akhirnya,
marilah kita berdo’a kepada Allah agar dimudahkan segala urusan dalam
menguatkan barisan persatuanOleh: Muh. Didiharyono
0 komentar:
Posting Komentar