DOWNLOADS

Senin, 30 Desember 2013

CARA MEWUJUDKAN KEBANGKITAN UMAT ISLAM

kafilah2

KEBANGKITAN dalam bahasa Arab dinyatakan dengan kata an Nahdlah yang berasal dari kata nahadlo – yanhadlu –nahdlon – nahdlotan yang berarti berdiri atau bangkit. Jadi kata nahadlo – secara bahasa – tidak berbeda dengan kata qooma yang juga bermakna berdiri. Tetapi secara istilah, kata kebangkitan (an Nahdloh) memiliki makna kemajuan, yaitu sebuah pergerakan yang berawal dari suatu kondisi menuju kondisi yang lebih baik. Kebangkitan yang paling mendasar adalah perubahan cara berfikir. Syaikh Taqiyyuddin An Nabhani dalam buku beliau Nidzam ul-Islam (Peraturan Hidup dalam Islam) menyatakan bahwa kebangkitan manusia – tidak bisa tidak – diawali oleh cara pandang manusia kepada alam sekitarnya (manusia, kehidupan dan alam semesta) dikaitkan dengan apa yang ada sebelum kehidupan ini dan apa yang ada sesudahnya. Syaikh Sayyid Qutub menggambarkan bahwa kebangkitan yang sesuangguhnya adalah kebangkitan yang mencetak generasi seperti generasi sahabat ra. Perilaku seseorang akan selalu didasarkan pada pemikiran dan pemahamannya. Semakin meningkat taraf pemikiran seseorang, akan semakin tinggi pulalah nilai perilaku seseorang tersebut, ia pun tidak akan hanya mengekor saja tanpa mengetahui sesuatu yang akan dilakukannya. Maka, hakikat kebangkitan adalah meningkatnya taraf berfikir yang dilandasi aqidah, dimana satu-satunya aqidah yang benar adalah aqidah Islamiyyah. 
 
Individu merupakan salah satu bagian dari masyarakat (umat). Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan inividu yang berinteraksi secara kontinyu dan diatur oleh satu sistem aturan tertentu, dimana interaksi yang terus-menerus itu hanya akan terjadi bilamana para individu tersebut memiliki perasaan dan pemikiran yang sama tentang perkara-perkara yang dihadapi oleh mereka dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Syaikh Hafizh Shalih dalam bukunya An-Nahdlah memperkuat pernyataan di atas. Ia menandaskan bahwa tolok ukur rusak tidaknya, maju atau mundurnya, bangkit dan merosotnya, dinamis atau mandegnya, serta bersatu atau bercerai-berainya suatu masyarakat adalah tergantung pada kesesuaian antara sistem aturan dengan pemikiran dan perasaan umat (‘urf ‘am), keterikatan umat terhadapnya, keyakinan umat terhadap kebenaran pemikiran dan sistem yang mengaturnya, serta tergantung kepada kesadaran umat melaksanakan ‘urf ‘am dan sistem itu. 
 
Kebangkitan umat haruslah kebangkitan yang ideologis (an-nahdlah al-mabda’iyyah), sebab hanya “ideologi” (mabda’) sajalah yang merupakan aqidah aqliyah yang memancarkan sistem peraturan kehidupan, yang dapat memecahkan segala macam problemtika kehidupan yang muncul dalam masyarakat. Bagaimanakah jalan menuju kebangkitan yang benar ? menurut Syaikh Hafizh Shalih dalam bukunya An-Nahdlah, jalan menuju kebangkitan yang benar adalah : Pilih kebangkitan yang benar. Pahami kebangkitan yang benar secara total dan sampaikan kepada umat. Kebangkitan yang benar adalah kebangkitan yang berdasarkan Islam sebagai Mabda’. Pahami Islam secara kaffah, kemudian sampaikan kepada umat dalam bentuk pembinaan dan pengkaderan. Umat dibina dengan aqidah Islam dan ide-ide yang terlahir dari aqidah tersebut, sehingga mereka meyakini betul dan menghubungkannya dengan fakta yang dihadapinya. Bila terjadi pertentangan antara ide dan fakta yang terjadi, niscaya akan timbul tuntutan untuk mengubah fakta sehingga sesuai dengan ide yang diyakininya. Atau akan terjadi benturan pemikiran. Oleh karena itu, pemahaman akan fakta dan pemecahan Islam terhadap fakta tersebut harus senantiasa dilakukan, sehingga masyarakat mampu menilai mana yang benar dan mana yang salah menurut Islam. Muncul kesadaran akan memunculkan tuntutan, jika umat sudah bangkit, maka mereka akan menuntut agar setiap aktivitas mereka diatur dengan mabda’ yang diyakininya. Dan ini akan membawa kepada kekuasaan. Namun kekuasaan bukanlah tujuan kebangkitan, tetapi ia hanyalah sebuah jalan untuk mewujudkan kebangkitan Islam, yaitu diterapkannya aturan-aturan Islam dalam kehidupan. 
 
Sebenarnya jalan untuk menjadikan umat untuk bangkit hanyalah satu, yaitu dengan cara meningkatkan taraf berfikirnya, bukan dalam hal peningkatan taraf ekonomi, bukan kemajuan iptek, atau pula akhlak mulia. Akan tetapi satu-satunya jalan menuju kebangkitan umat hanyalah dengan meningkatkan taraf berfikir tadi. Kondisi saat ini mengharuskan kita bangkit kembali dan merebut kembali gelar yang Allah berikan kepada umat Nabi Muhammad yaitu Khairru Ummah. Dan, meningkatakan taraf berfikir kita –selaku bagian dari umat islam- merupakan wasilahnya. Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan ke tengah-tengah manusia agar kalian memerintahkan kebajikan dan mencegah kemunkaran sementara kalian beriman kepada Allah.” (Firman Allah Surat Ali Imran ayat 110). 
 
Oleh : M. Tamrin
Judul: CARA MEWUJUDKAN KEBANGKITAN UMAT ISLAM; Ditulis oleh Unknown; Rating Blog: 5 dari 5

0 komentar:

Posting Komentar