KEBANGKITAN ISLAM SEBUAH KENISCAYAAN
Kejatuhan
ideologi Komunis di tahun 1989 menjadi pertanda atas kemenangan mutlak Kapitalisme.
Pengaruh Komunis yang tengah bercokol di dunia selama hampir satu abad itu pun
lenyap seketika. Tragedi ini diabadikan oleh Departement Dalam Negeri AS
sebagai pertanda berakhirnya perang dingin, “Kejatuhan Komunisme di pusat Eropa
Timur dan Uni Soviet menandakan akhir Perang Dingin”[1]. Namun mereka (AS) menyadari bahwa perang sesungguhnya belum
selesai, mereka memahami betul bahwa benturan peradaban, benturan ideologi
adalah sebuah hal yang tidak terelakan.

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman dan beramal shaleh, bahwa ia pasti, akan menjadian mereka berkuasa di
muka bumi sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa…”
(24:55)
Dan
juga kabar gembira (bisyarah) dari Rasul (saw):
“Allah telah menghimpunkan bumi
untuk ku sehingga aku dapat melihat bagian Timur dan Baratnya. Aku lihat
kekuasaan Umatku akan mencapai apa yang yang telah Allah himpunkan kepada ku.” (hadits)
“Perkara ini (Islam) akan datang
ke setiap rumah laksana siang dan malam…”
“…lalu akan datang masa kediktatoran (raja
yang suka memaksa) ditengah-tengah kalian, dan dengan kehendaknya Ia pun
mencabutnya, Kemudian akan ada Khilafah yang berdiri si atas metode kenabian,
beliaupun diam” (hadith)
Dan masih
banyak lagi dalil lain, baik dari al Qur’an maupun Hadits, yang menunjukan
makna serupa. Kami menyadari, apabila kaum muslimin sadar akan makna dalil di
atas, tentulah mereka akan segera bergerak utuk menyambut janji tersebut.
Ke
dua, yang menjadi landasan keyakinan kami akan segera terlaksananya kebangkitan
islam adalah karena kami melihat bahwa kejatuhan Kapitalisme tinggal menghitung
hari. Gelombang ekonomi yang menggila telah menyebabkan huru hara diseluruh
dunia, jutaan orang di Amerika telah kehilangan pekerjaan, menyebabkan krisis
yang menakutkan. Kejatuhan perusahaan raksasa seperti Lehmann Brothers dan Wall Street, adalah hantaman
keras bagi Amerika sekaligus lonceng kematian yang menandakan bahwa Kapitalisme
telah sekarat. Kenyataannya, hal tersebut disebabkan oleh konsep Kapitalisme
yang rusak. Hal ini sempat menjadi perhatian dua tokoh Komunis, Karl Marx dan
Friedrich Engels yang memaparkan kelemahan Kapitalisme, di dalam “the Communist
Manifesto” (1848). Marx menuturkan bahwa Kapitalisme hanya akan memperkaya para
borjuis. Baru-baru ini terbukti, bahwa semakin besar sebuah perusahaan di AS,
semakin besar kejatuhannya. Faktor hutang menjadi penyebab utamanya. Semua hal
ini telah memancing kemarahan rakyat
Amerika, dalam berbagai demonstrasi mereka menutut pemerintah agar dapat
bertanggung jawab. Bahkan banyak dari mereka yang telah mencampakannya
Faktor ke tiga, yang menjadi keniscayaan kebangkitan islam adalah
perjuangan kaum muslimin sejak keruntuhan pradaban Islam pada 1924 silam, pada
akhirnya akan segera membuahkan hasil, insya Allah semoga Allah mempercepat
pertolongannya. Aroma revolusi islam telah tersebar di kawasan Timur Tengah,
berawal dari Tunisa, bergerak ke Mesir, Libya, terus menular ke beberagai
Negara di sekitarnya hingga kita tahu revolusi terlama dan paling alot yang
terjadi di Suriah yang telah berjalan selama 2 tahun dan lebih dari 60.000
orang syahid di tangan penguasanya, Bashar Assad. Memang benar, kebanyakan revolusi yang
terjadi berakhir dengan kompromi, jika tidak dikatakan telah dibajak, sehingga
kebanyakan dari negeri-negeri tersebut menerima kembali konsep demokrasi. Namun
revolusi Syam istimewa, sampai hari ini Barat sulit memasukan kepentingan
mereka di sana. Rakyat Suriah telah menutup mata dari konsep Negara yang
didirikan atas ladasan Sekuler, mereka hanya ingin islam, Khlafah Islam.
Menjadi orang yang pertama mewujudkan sabda Nabi saw, “…kemudian akan ada
Khilafah yag berdasarkan manhaj (metode) kenabian”. Mereka masyarakat yang
insya Allah tercerahkan. Bahkan optimisme kembalinya Khilafah datang dari
berbagai kalangan musuh islam. Yang terbaru adalah berita nasional koran
Amerika dalam arikel berjudul “Suriah Dalam Perjalanannya Menuju Negara Islam”
yang diterbitkan harian the Washington Post pada hari Jum’at (04/01/2013). Artikel
tersebut ditulis oleh seorang analis strategi dan politik AS, Fred Gedrich,
yang merupakan mantan pegawai Departemen Pertahanan Amerika. Dalam artikelnya
ia memperingatkan bahaya yang mengancam kepentigan Amerika di Timur Tengah.
Artikel yang berjudul asli “Syiria on track to become Islamic State”,
dilengkapi dengan foto President Suriah, Bashar Assad yang ditutup oleh tulisan
Caliphate (Khilafah)[2].
Melalui artikel tersebut Gedrich mengingatkan AS terhadap ancaman yang akan
dihadapi di Timur Tengah.
Hanya saja pmahaman umat yang kacau dan masih menerima penerapan
Kapitalisme-Demokrasi di negeri-negeri mereka menjadi sebuah permasalahan yang
serius. Memang benar Kapitalisme sudah rapuh, dan tinggal menunggu
keruntuhannya, namun dominasinya masih mengakar diberbagai belahan dunia.
Kekuatannya masih cukup untuk bermain opini dan menopang eksistensi mereka.
Namun kerusakan yang fatal pada organ tubuhnya membuat ia (kapitalisme) tidak
mampu bebuat banyak, selain mengandalkan (baca: menipu) negeri-negeri yang
telah tunduk padanya, termasuk Indonesia, dengan cara menjarah kekayaan alam
lewat perusahaan international mereka.
Begitulah fakta sederhana
yang dapat kami sajikan mengenai keyakinan kami akan kebangkitan islam yang
akan datang sebagaimana cahaya mentari di pagi hari, megusir kegelapan,
memasuki setiap rumah dan memberinya kehangatan. Karena itu kami mengajak anda
selayaknya mahasiswa yang menginginkan kebangkitan untuk berjuang menegakan
kehidupan islam, bersama kami dan saat ini. (LG)
0 komentar:
Posting Komentar